0/1000 atau 1/1000

Sebagai seorang dewi perang tidaklah mudah, hidup diantara jutaan pria membuatku tersadar akan kerasnya dunia. Berfikir, mengatur, lalu berperang. Selesai berperang, para pria kembali ke wanitanya. Lalu? Aku kembali ke siapa? Hal ini sering ku tertawakan dalam diam. Lucu saja, ternyata sebagian dari diriku masih berharap.

Terlalu banyak godaan untuk menetap, dari satu pundak ke pundak lainnya untuk bersandar di kala aku lelah. 1000 pilihan terpampang nyata sampai dengan detik ini. Tidak sedikit yang memiliki penawaran menarik.

Panglima perang terhebatpun akan kalah dengan seorang dewi perang dalam masalah strategi
Penasihat kerajaan manapun akan kalah dengan dewi kebijaksanaan
Pria paling berusahapun tetap akan kalah dari dewi usaha
Pria tampan manapun akan takut dengan tatapan mata membunuh
Pria terbaikpun akan takut disaat aku pulang dengan darah lawan-lawanku
Pria dengan harta terbanyakpun tidak lagi menarik karena ketidak inginanku terhadap kemewahan

Ya, disinilah aku. Sendirian menunggu seorang pria yang akan menerimaku apa adanya. Menerima segala keanehan dan mood membunuhku yang tak pernah hilang..

Semoga akhirnya kamu datang, priaku.

Minerva dalam perjalanan mencari cinta, meskipun dikisahkan pada mitologi bahwasannya Minerva sampai kapanpun tidak bersama pria manapun. Tapi tidak apa, kita doakan saja.

Tapi apakah ada waktu yang tepat dimana akhirnya seseorangpun harus berhenti berharap?

23–01–2021