Genggaman yang Mulai Terlepas

Saat semuanya telah berbeda apa yang kita rasa

Waktu yang berjalan detik berubah jadi menit, menit menjadi jam, lalu jam menjadi hari, hari menjadi bulan, dan bulanpun jadi tahun. Bicara soal perubahan terkadang menyenangkan, tapi tidak akan lengkap tanpa kesedihan.

Ku tak ingin kau terluka

Bersamamupun tak pernah mudah. Salahkan saja diriku, yang tumbuh seperti kaktus di padang pasir. Tentu saja aku ingin memelukmu, tapi mungkin benar kata orang ‘Tak semua hal bisa bersama’. Termasuk aku dan dirimu.

Memang kita belum terbiasa

Bahwa memang takdir yang diciptakan Tuhan hanya mendorong kita untuk menikmati keberadaan satu sama lain. Tanpa perlu mengacaukan kehidupan masing-masing.

atau mungkin tak bisa bersama

Dua insan yang saling mengagumi. Dibatasi oleh materi, keluarga, dan masa lalu. Keduanya pergi ke arah yang berbeda. Beberapa langkah tercapai, sampai keduanya berbalik dengan senyuman yang berarti 'kita pasti bersama selamanya’.

tapi ku ingin kau percaya

Bahwa akan selalu ada dirimu dalam setiap aliran darahku, melewati jantung yang dulunya mungkin akan berhenti saat tak bertemu dirimu. Sayangnya kamu begitu spesial dan tidak ada yang akan mengubah itu. Termasuk sebuah perpisahan.

ku tak ingin kau terluka

Harapan paling tulus adalah tidak inginnya menciptakan luka pada dirimu. Namun kadang kata-kata orang itu adalah benar “bahwa seseorang yang kadang tak ingin kau lukai, suatu saat akan menjadi sesuatu yang paling melukaimu".

hanya kali ini tak ingin kau pergi

Melepasmu adalah suatu pilihan yang sebelumnya tak pernah ada di kamus kecilku. Kepergianmu adalah awal dari kehancuranku, sebagaimana menarik pelatuk sebuah pistol yang terarah ke tenggorokanku.

walau sejenak tuk pejamkan mata ini

Gelap. Dapat ku bayangkan kegelapannya, bagaikan menyelam di laut tak berdasar. Saat kegelapan bukan hanya memberikan warna gelap tapi juga menyerap cahaya-cahaya kehidupan.

-10-13 Januari 2021-

Dituliskan berdasarkan sebuah lagu. Mungkin akan dilanjutkan di unggahan lain.