Kau adalah Ombak
Ingin kutanyakan suatu hal mengenai ombak.
“Pernahkah kau hanya duduk selama beberapa saat di pantai hanya untuk mengamati ombak yang tak pernah bosan datang dan pergi?”
Suatu saat aku berpikir bahwa hidup ini tidaklah adil. Tanpa aku sadari apalah arti kata adil. Lalu aku mulai menyusuri pantai, bertanya-tanya pada Tuhan yang sampai sekarang tak ku imani. Memohon jawaban mengenai ketidaktahuan ini. Aku tahu bahwa Tuhan itu ada, dan akhirnya menjawab. Bukan suara dari langit yang kudengar, atau tulisan pada kulit pohon. Aku sendiri tahu bahwa jawaban Tuhan tidaklah dikirim secara terang-terangan. Bersyukur Tuhan menciptakan otak, walaupun kadang manusia tidak mempergunakannya.
Air menyapu-nyapu seolah membersihkan bumi dari dosa-dosanya. Dibalik diamku aku mulai belajar bahwa dalam kehidupan ini akan ada yang datang dan ada pula yang pergi.
Akan ada sesuatu yang besar dan adapula yang kecil.
Ada yang akan membawakanmu sesuatu dan adapula yang akan menggulungmu.
Akan ada yang membuatmu bahagia dan membuatmu bersedih.
Ya tentu saja.
Ombak datang di tepi pantai. Kau ombaknya dan aku sebagai pantainya. Seperti dirimu yang datang mengahapuskan keresahan dan kesedihanku. Tanpa kusadari bahwa ombak juga menyeret pasir-pasir yang ada di pantai. Kupikir yang hilang hanyalah kesedihanku. Tapi kau menarik segala kenangan yang ada, tanpa memilih mana yang baik dan buruk. Layaknya ombak di pantai yang menghanyutkan segalanya tanpa pilih-pilih kasih. Bukankah disitu letak keadilannya? Dimana semua orang tidak merasakan keadilan? Rumit.
tidak sedikit senyum dan tawa yang
tercipta saat engkau datang.
lalu aku juga teringat …………
berapa banyak air mata yang telah
berjatuhan saat engkau datang?
berapa banyak tawa yang kau
rampas karena kehilangan sesuatu
yang mereka sayang?
mungkin tidak saat ini atau disini
tapi aku yakin banyak
kadang kau pergi di waktu yang
lama lalu datang semena-mena saat
aku sudah ingin melupakanmu.
kadang kau datang hanya di waktu
tertentu hanya untuk menyakitiku
lalu sekali lagi pergi meninggalkanku.
kadang kau mengambil semua rasa
cinta yang kau berikan disaat aku
telah berharap kita akan jadi
selamanya.
di waktu lain kau akan dengan setia
mengunjungiku seperti pasangan
yang sedang kasmaran
di waktu lain kau akan memberikan
seluruh waktumu untuk membuatku
tersenyum dan tertawa
di satu waktu pula kau memberikan
cinta yang mana sudah tak ku
harapkan keberadaannya
lalu aku sadar
ombak tetaplah ombak
susah untuk di kontrol
tetapi tetap saja
mereka indah
seperti dirimu
yang susah untuk ditebak.
Seperti cinta yang kita tidak akan tau bagaimana akhirnya?