Kucing yang Hilang
Sebuah suara yang sangat menenangkan memanggilku dengan sabar. Seolah menantiku yang telah lama tak pulang. Perlahan mulai bingung, apakah aku masih belum sadar dari tidur siangku? Hei, kenapa aku belum beranjak? Sedikit kuintip dari balik kardus tempat tinggalku.
Gelap.
Mulai rusak.
Dan tentu saja sendirian.
Hehe ku sembunyikan mukaku diantara tangan kecil ini. Huh aku takut sekali untuk melihat siapa yang memanggilku. Buluku mulai berdiri memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Ingin rasanya menangis saja.
Pimmm pimmmm
Suara bel mobil ini membuat rasa panikku meningkat. Aku mulai menutup mataku dengan ekor.
Tuhan, ini sangat menakutkan.
Kataku dalam hati. Kudengar suara halus itu kembali memanggilku untuk keluar, bukan hal mudah untuk berani bertemu dan bertatap muka secara langsung. Tapi pada kuberanikan, dengan penuh rasa malu aku keluar. Sekujur buluku penuh dengan percikan comberan. Abu-abu yang biasanya indah mulai berantakan. Dan tentu saja beberapa bagian tubuhku banyak goresan akibat bersembunyi di semak belungkar.
Ku beranikan diri keluar dari tempat persembunyian ini. Matanya menatapku dengan tatapan iba. Aku mulai takut, tetapi kaki kecilku mulai lelah untuk berlari. Tangannya berusaha menyentuhku, aku sedikit meloncat karena takut. Ya tentu saja, aku sangat takut.
Ssshhh... Tenang kucing kecil. Aku tidak akan jahat.
Katanya saat coba menenangkanku. Aku hanya berani untuk memandanginya. Tampaknya, dia paham. Dia terus berjongkok lalu mengeluarkan selembar kertas yang aku tidak tau gambarnya apa. Hehe, kan aku kucing. Lalu diikuti dengan seplastik makanan. Aku hanya bisa mendengkur melihatnya, perut ini memang tidak tau diri.
Perlahan tapi pasti pria ini menuangkan makanan ke kertas yang telah dia letakkan.
Ayo, dimakan ini.
Katanya sambil menggoyang-goyangkan kertas itu. Aahh tidak tahan, tetapi aku sangat takut dia akan menangkapku saat aku sedang makan.
Ah, baiklah kucing pemalu.
Pria itu melangkah pergi setelah membereskan tasnya. Dengan malu-malu aku mulai makan.
Malam setelahnya
Aku entah mengapa menunggu pria ini. Dengan tasnya dan makanan kucingnya. Aku kucing yang manja. Hari ini dia belum muncul. Jangan-jangan dia tidak akan muncul ya... Kuputuskan untuk tidur saja karena kecewa.
Dalam tidurku kurasakan kenyamanan. Kurasakan sebuah tangan mengelus buluku dengan halus. Dengan tersentak aku meloncat.
Maaf.. maaf.. aku sungguh tidak bermaksud.
Mukanya terlihat merasa bersalah. Aku merasa akan pingsan saja. Seperti kemarin, dia mengeluarkan makanan yang sama.
Ayo makan yang banyak, maaf karena mengagetkanmu.
Kali ini aku makan tanpa malu-malu. Menungguku selesai makan, lalu dia pergi.
Lanjutinnya kapan2 aja ya hehe