Perjalanan 10 Juni
Tepat 3 tahun yang lalu, 10 Juni 2018.
Dimana sebuah kepercayaan, sebuah harapan, angan, dan impian untuk dikuatkan mulai terkubur rapat-rapat. Bukan yang pertama, namun menjadi salah satu serangan terbesar yang dijatuhkan tepat di depan mata. Senyum yang dipaksakan, jeritan yang ditahan, kaki yang dipatahkan. Tahun yang cukup buruk, pertambahan bekas luka sangat pesat dimulai disini.
Setiap melihat diri di depan cermin ataupun sesuatu yang memantulkan gambaran diri. Keinginan untuk menusuk kedua bola mata meningkat. Aku melihat dirinya dalam diriku, dan aku membenci diriku karena merupakan bagian dari dirinya. Aku benci menjadi bagian dari hidupnya. Benci harus ada.
Subuh kala itu aku berlari ke sebuah lokasi, dengan ilalang setinggi perut, tanpa pegangan, tanpa siapapun, teriakan yang tidak lagi berusaha ku tahan. Akhirnya.. akhirnya... Tangisan bak lolongan serigala yang ditinggalkan kawanannya. Sebuah kehilangan terbesar pada masanya. Dia ada, raganya, jiwanya, namun aku kehilangannya. Kehilangan sebuah rasa sayang, rasa hormat, rasa peduli, dan segala rasa yang selama ini diperjuangkan untuk tetap ada.
Pagi itu kunci motor berhasil meninggalkan bekas baru. Pengalihan rasa yang tidak terlalu membantu. Setidaknya membuatku bertahan. Jalan baru yang kupilih, tidak selalu benar, tidak ada penyesalan, hanya sebuah pelajaran.
Tepat 2 tahun lalu, 10 Juni 2019
Sedang di Malaysia, berhasil kabur dari hotel tempat tinggal keluarga. Memutuskan untuk keluar cari minum. Ditemani 3 luka di perut karena tidak berani buat di tangan. Bekasnya hilang bersih banget karena dibuatnya pake guntingan kumis. Kalo inget ini, rapih banget ini luka. Secara beli gunting baru hehe.
Tepat 1 tahun lalu, 10 Juni 2020
Di kampus ITS. Duduk sama seseorang, setelah sepagian nangis karena capek banget ngurusin kerjaan, TA, perdosenan ndak ada habisnya. Habis nangis trs dihubungin sama Mirja sama Pru, tiba2 dikirimin kopi, padahal mereka di Jember. Terima kasih kaliaaan, aku inget terus pesen dari kalian kok. Hari ini gila-gilaan sih, sehari ini inget banget abis rokok hampir 2,5 pak karena harus ngadepin laptop ngerun data sambil nangis haha.
Ada fotonya sih sama kopi, tapi tidak usah dipost karena tdk proper muka dan sedang megang rokok. Kalo diinget-inget ini sekitar sebulan ndak minum, soalnya lagi intensif obat dokter karena infeksi. Lagi minum obat sebulan full, soalnya kalok minumnya kelewat sekali bakal diulangin dari awal lagi.
Momen-momen yang kalo dipikir... Akan membuatku kaya raya pada saat itu. Duit kerjaan larinya ke obat semua, sehari abis kayak 160 rban buat 3x makan obat. Untungnyaaa dulu kerjaan aman nyaman tentram. Alhamdulillah ajasih
Tepat hari ini 10 Juni 2021
6 bulan bebas minum. Meskipun masih kadang nangis tengah malem pas kebangun. Meskipun masih beberapa kali nyolong-nyolong buat bikin garis. Meskipun masih sempet harus minum obat karena lama gabisa tidur. Gapapa harus bangga sama diri sendiri. Hehehe
Lanjut terus ya? Yang kuat.
Sama hari ini mau bilang kangen ajasih sama seseorang. Hehe ndatau ini sedang menjalani apa. Semoga diberi sedikit pencerahan ajasih harus bagaimana dikedepannya.
Tetep mau bilang terima kasih juga.
Red.