[T O G E T H E R F O R E V E R]

your-scars
2 min readJan 26, 2021

--

Ditulis pada 16–03–2019

budaya memanglah budaya, bukan orang Indonesia namanya kalau tidak berprinsip "dukung? nggak. giliran kalah dicacatin. giliran menang pamernya nomer satu." sudah biasa bukan?

sebagai mantan pemain saya tau rasanya kalah/menang, tau lelahnya berjuang, tau bagaimana tertekannya oleh kehebatan lawan, atau bahkan takutnya dengan suporter lawan.

saya dibesarkan di lapangan yang setiap saya bermain selalu dipenuhi suporter. melihat kekosongan di bangku suporter kawan itu cobaan. dibesarkan oleh tangan -tangan yang akan selalu mengelus rambut dan pundak dikala menang ataupun kalah. ataupun sekedar ucapan "semangat".

dibesarkan bertolak belakang dengan budaya yang ada sangatlah menyenangkan. gak pernah trauma untuk masuk lapangan. lebih semangat untuk latihan agar tak mengecewakan. dan sejuta kebahagiaan lainnya.
.
waktu berjalan.
.
tik-tok-tik-tok.
.
aku yang tak paham atau memang begitu adanya.
yang dulu selalu ada, sekarang rasanya hampa.
bukan bukan........ bukan mau menyalahkan.
tapi hanya mempertanyakan.

yang muda sibuk bernyanyi dan menari
yang tua mungkin sedang beristirahat
ya, namanya juga orang tua
mudah lelah

warna kebanggan hijau
tapi hitam yang terlihat aktif
hijau yang menghilang dari peredaran
jadi.... sebenarnya hitam atau hijau sih?
apa di ganti aja sekalian biar gak rancu?
hehe maaf maaf saya terlalu suka warna hitam.

ah sudahlah. memang sudah biasa.

-dari pecinta keramaian-
terima kasih hitamku sudah menemani saya di lapangan malam ini.
kalian super sekali.
jangan berbudaya deh biar gak hilang dari peredaran.

--

--

your-scars
your-scars

No responses yet