Teruntuk Calon Suamiku, Siapapun Itu

your-scars
2 min readJan 24, 2021

--

Di hari dimana sebuah janji sehidup semati itu terucapkan, disaat dua semesta dipersatukan, saat kedua insan memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama. Sehidup, semati. Sebelum hari itu datang, mari kita bahas mengenai rasaku, padamu.

Disaat aku memilih untuk mengiyakan untuk terus bersamamu, tentunya bukanlah sesuatu yang mudah. Banyak hal yang harus ku putar ulang di otak kecilku. Terus bersama atau kembali ke jalannya masing-masing? Menikmati pertemuan yang nantinya akan menciptakan perpisahan atau menikmati sisa-sisa kehidupan dengan kesendirian?

Sayangku, kamu terlalu spesial.

Bahkan spesial diantara ketidakspesialanmu.

Sering kupertanyakan pada Tuhan, apakah akhirnya akan dikirimkan seseorang untuk menemaniku? Atau memang aku tercipta untuk memeluk diriku sendiri dikala dinginnya malam?

Mungkin suatu saat atau setelah ini kamu akan membacanya. Entah dengan sendirinya atau mungkin aku yang mengirimkannya. Semoga kau membacanya dengan tersenyum, ditemani beberapa butir air matapun tak apa.

Terima kasih telah menjadi Anda, terima kasih karena telah membagikan rasa cinta kepada saya. Untuk membantu saya mencintai diri ini apa adanya. Untuk membuat saya melihat kecantikan yang aneh dalam diri saya di tengah segala ketidaksempurnaan ini. Untuk menunjukkan bahwa cinta bukanlah hanya sesuatu yang diucapkan, bahwa cinta adalah sebuah perlakuan yang tidak akan ada habisnya. Terima kasih telah membuatku mengerti bahwa hidup ini terlalu indah untuk diakhiri sesegera mungkin.

Dalam prosesnya terima kasih telah menunjukkan bahwa rasa cinta ini tidak akan berhenti bertambah. Hari ini pasti lebih dari kemarin, dan besok tentunya akan lebih dari hari ini. Suatu saat dimana janji itu terucap akan menjadi dimana aku yang dulu, aku yang saat ini, bahkan aku yang di masa depan adalahnya sepenuhnya milikmu.

Terima kasih telah mengakhiri permainan petak umpetku, aku sudah lelah untuk bersembunyi. Bersandarlah pada Tuhanmu, begitupula aku akan bersandar pada-Nya. Suatu saat aku akan menemukanmu, kamu akan menemukanku, dan Tuhanlah yang mempersatukan kita.

Mungkin kamu bukanlah cinta pertamaku, begitupula dengan sebaliknya. Tapi entah mengapa aku mulai merasa cinta yang dulu pernah ku rasa terasa tidak masuk akal. Yang akan kutertawakan kemudian hari bersamamu. Tapi tidak apa, aku belajar, dan terus belajar untuk memantaskan diri hingga akhirnya bersamamu.

Kamu akan menjadi orang yang membuatku bersemangat untuk bangun di pagi meski hujan badai melanda. Kamu akan membuatku merasa dicintai lebih dari segala kekayaan yang ditawarkan dunia padaku.

Tenang saja, kamu akan menjadi seseorang yang dalam hati selalu aku benarkan kehadirannya. Seseorang yang membuatku melupakan keindahan langit, bulan, bintang, bahkan debur ombak yang selalu kucintai.

Tentu saja hidup tidak akan semudah itu membuat kita terus-terusan berbahagia. Tapi kita akan selalu mengusahakan satu sama lain. Membenahi, menerima, menertawakan, menangisi, bahkan memulai hidup bersama anak-cucu kita kelak. Kita akan selalu belajar dan terus belajar. Suatu saat kita akan berpisah, pastinya akan diiringi tangisan. Namun, ingatlah untuk tetap tersenyum di kala waktu itu datang. Karena kita adalah dua insan yang saling mengusahakan, tidak ada yang sia-sia dalam perjalanannya. Sampai berjumpa di lain waktu, sayang.

Jika suatu saat hidup akan dimulai dari awal, aku akan berusaha untuk mencarimu dikala aku lebih muda, supaya aku bisa mencintai dan memilikimu lebih lama.

Aku mencintaimu sebagaimana dirimu.

24–01–2021

--

--

your-scars
your-scars

No responses yet